Rabu, 24 November 2010

video of cheerleading at bangkok performance

TIPS TIPS TIPS

Kesalahan Umum dalam Elevator

Sebelum membaca artikel ini, pastikan kamu telah membaca artikel tentang Teknik Elevator yang Benar dan Aman.
Elevator memang salah satu stunt dalam Cheerleading yang cukup mudah, jika dilakukan dengan teknik yang benar. Bahkan jika kamu merasa telah menguasainya 100%, coba baca lagi, dan praktekkan. Jika dilakukan dengan benar, side base tidak akan merasa berat same sekali pada saat load-in. Rasa berat baru akan dirasa saat flyer telah sampai di atas.

Ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan dalam melakukan elevator yang membuat stunt kurang sempurna, mengurangi unsur safety, serta membuat jalannya stunt terlihat kurang smooth.

KESALAHAN #1 :
SIDE BASE TIDAK BERDIRI TEGAK / MEMBUNGKUK
Kedua side base tidak berdiri tegak saat akan melakukan stunt. Membungkuk mungkin akan terasa lebih "nyaman", namun ada beberapa resiko yang mungkin terjadi.

Pertama, yang terlihat jelas, kepala side base bisa terbentur kaki/dengkul flyer saat sang flyer mulai load-in (melompat menginjak tangan kedua side base).

Kedua, dengan membungkuk, side base akan cenderung untuk mengangkat dengan menggunakan otot tangan dan punggung, ketimbang menggunakan otot kaki/paha. Selain terlihat kurang bagus, mengangkat dengan menggunakan otot punggung sangat berpotensi menimbulkan cedera, dan ingat pula hampir sebagian besar urat syarat di tubuh manusia mengalir melewati bagian punggung.

KESALAHAN #2
KAKI SIDE BASE TERBUKA TERLALU LEBAR

Pada awalnya, seringkali membuka kaki lebar-lebar akan terasa jauh lebih nyaman ketimbang hanya membukanya selebar bahu. Tapi jika kamu telah menguasai teknik elevator dengan benar, kamu akan merasakan sendiri bahwa membuka kaki cukup selebar bahu akan memberikan tenaga dorong yang lebih kuat. Bayangkan sebuah pegas/per. Semakin tinggi suatu pegas/per, semakin kuat pula daya dorongnya, bukan? Dengan membuka kaki terlalu lebar, posisi badan base akan lebih pendek dibanding dengan membuka kaki hanya selebar bahu
Selain itu, rasanya membuka kaki terlalu lebar tidak akan terlihat "indah" bagi penonton ataupun juri, karena terkesan "mengangkang".

KESALAHAN #3 :
FLYER "JONGKOK" SAAT LOAD-IN
Ini mungkin salah satu kesalahan yang paling sering terjadi, menurut pengamatan redaksi dari penampilan tim Cheerleaders di Indonesia.
Pada saat load-in, flyer harus menanggung berat badannya sendiri, dengan menjaga agar pantat tidak turun lebih rendah dari lutut, jangan menjatuhkan pantat sehingga berada dalam posisi jongkok. Ada beberapa alasan mengapa hal ini disalahkan :

Pertama, jika flyer jongkok, titik berat badan flyer akan pindah ke belakang, dan mengacaukan jalannya load-in dari stunt.
Kedua, jika flyer jongkok, ia akan cenderung untuk tidak menanggung berat badannya sendiri melalui kedua tanggannya yang memegang pundak base, dan mengacaukan sinkronisasi dari jalannya stunt.

Ketiga, jika flyer jongkok, akan "lebih jauh" untuk mencapai posisi berdiri tegak, ketimbang bila ia sedikit mengangkat pantatnya di atas lutut.

KESALAHAN #4 :
SIDE BASE TIDAK MENEMPELKAN TANGAN DI DADA
Pada saat flyer sudah berdiri tegak, kedua side base harus merapatkan tangan mereka (yang sedang memegang kaki flyer) di dada, dengan siku ditempelkan ke bagian tulang rusuk samping badan, untuk memberikan kestabilan dan kekokohan dari stunt.
Jika side base "menggantungkan" tangan mereka di depan dada seperti terlihat pada gambar di samping, maka besar kemungkin tangan base akan goyang dan flyer dapat kehilangan keseimbangannya.

Selain itu juga, jika side base "menggantungkan" tangan mereka di depan dada, akan butuh tenaga tangan (bisep dan trisep) yang jauh lebih besar untuk menahan berat badan flyer. Jika side base menempelkan tangan mereka di dada dan siku dirapatkan di badan, berada badan flyer akan terbagi ke seluruh bagian tubuh dari base, tidak hanya di tangan saja.

KESALAHAN #5 :
BASE TIDAK MELIHAT KE ARAH FLYER!
Ini juga salah satu kesalahan yang paling sering terjadi yang pernah kami lihat.

Walaupun elevator adalah salah satu stunt yang kelihatannya tidak berbahaya, namun aturan keselamatan (safety guideliness) Cheerleading di seluruh dunia jelas mensyaratkan agar ketiga base harus senantiasa melihat ke arah flyer selama jalannya stunt, sampai flyer mendarat lagi ke tanah, untuk menjaga kemungkin terburuk yang mungkin terjadi.

Kedua side base harus melihat ke arah pinggang/pinggul flyer, sementara back-base tidak boleh melepaskan pandangannya ke arah leher/tengkuk dari flyer.


Beberapa kesalahan lain dalam Elevator yang sering terjadi antara lain :
  1. Tidak ada back base!! Hal ini sangat berbahaya, namun masih cukup sering kami lihat dalam penampilan tim Cheerleader di Indonesia. Back-base adalah yang paling bertanggung-jawab terhadap keselamatan flyer karena ia yang paling jelas melihat keseluruhan stunt. Tanpa back base, bayangkan saja apa jadinya jika tiba-tiba sang flyer kehilangan keseimbangan dan jatuh ke belakang?!?! Kedua side base tidak akan bisa menangkap karena kedua tangan mereka sedang memegang kaki flyer. Resiko cedera jatuh ke belakang adalah jauh lebih tinggi dibanding jika flyer jatuh ke arah depan.
  2. Para anggota yang melakukan stunt ngobrol! Hal ini sangat tidak baik untuk dilakukan. Satu-satunya orang yang boleh bersuara dalam melakukan stunt adalah biasanya back base, atau siapapun yang menghitung. "five", "six", "seven", "eight", atau hitungan lainnya.
  3. Jika side base belum terbiasa atau baru pertama kali mencoba, biasanya, pada saat load-in tangan side base akan cenderung untuk "mencari" dan menangkap kaki flyer yang melompat. Jangan lakukan ini. Pertahanakan tangan di posisi awal, dan biarkan kaki flyer yang mencari tangan side base.

cheerleading for the spirit!!!






GO FIGHT WIN!!
Istilah Cheerleading


Berikut adalah beberapa istilah dalam Cheerleading yang wajib kamu kenal. Istilah-istilah ini adalah istilah resmi yang digunakan oleh semua organisasi Cheerleader di seluruh dunia. Jadi kalopun kamu ngomong tentang Cheers sama Cheerleaders dari Zimbabwe pun, pasti mereka menggunakan istilah yang sama. =)

Shoulder SIt
Shoulder Stand
Thigh Stand
Shoulder Sit
Ini adalah salah satu stunt dasar dalam Cheerleading. Flyer duduk di bahu base, dengan menjepit kakinya ke belakang pundak base. Tangan base memegang paha flyer, sedikit ditekan ke bawah untuk menambah kestabilan.
Shoulder Stand
Flyer berdiri di bahu base, dengan mengunci badannya agar tetap seimbang. Tangan base memegang belakang betis base dengan erat untuk menambah kestabilan. Dapat digunakan supporting base di belakang untuk membantu memegang lutut flyer.
Thigh Stand
Sesuai namanya, flyer berdiri di paha (thigh) dari base. Dua orang base dalam posisi lunge (satu kaki menekuk dan satu lurus), dan flyer berdiri di atasnya. Perhatikan agar flyer menginjak di bagian sekitar saku celana dari base, jangan terlalu ke bawah atau ke atas.

Half Extension Heelstretch
Elevator/Half Extension
Elevator, atau Half Extension, atau Prep, adalah salah satu stunt yang paling sering digunakan dalam Cheerleading. Minimal harus dilakukan oleh 3 orang base yang selalu melihat ke arah flyer sepanjang stunt dilakukan. Lihat artikel lainnya tentang Elevator.
Heelstretch
Di Indonesia seringkali disebut dengan "Balance" atau "Toes up" atau banyak lagi istilah lainnya. Bukannya salah, hanya saja lebih baik gunakan istilah Cheerleading untuk bentuk gymnastic ini, yakni Heelstretch. Yang perlu diperhatikan yakni lutut yang menginjak tanah jangan menekuk..
Scorpion
Jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia mungkin agak lucu, yakni "kalajengking", namun memang bentuk gymnastic ini menyerupai ekor kalajengking yang menekuk ke atas. Sebagai variasi dari gambar di atas, bisa juga satu tangan menunjuk ke arah depan.

Aturan baru seragam pemandu sorak

     Pemandu sorak atau yang lebih dikenal dengan sebutan cheerleader adalah sekumpulan gadis cantik, muda dan lincah, berlompatan membentuk aneka formasi meramaikan sebuah acara atau even dan sering pula digunakan sebagai penyemangat di arena olahraga. Suara mereka memacu semangat apalagi ditambah dengan kostum mini yang mengundang perhatian.
Namun, tak lama lagi seragam bermini ria inia akan berakhir. Di Inggris, para gadis muda anggota cheerleader dinasihati oleh Asosiasi Pemandu Sorak Inggris (British Cheerleading Association) tak boleh lagi mengumbar bagian perut. Pasalnya, agar mereka tak harus melakukan diet berbahaya demi ratanya tubuh mereka.
Tak hanya itu, contoh kostum dari aturan baru bakal diperkenalkan oleh Asosiasi Pemandu Sorak Inggris (British Cheerleading Association) beberapa pekan mendatang lewat 15 gadis pemandu sorak rombongan Spirit Shockers dari Glossop, Derbyshire.
Di Kota Peak District pelatih tim Hannah Jones, 21 tahun, yang punya ide tentang anak buahnya “berlatih secara mandiri”, membiarkan mereka mendesain kostum sendiri. Lalu Nona Jones belajar dari diktat khusus BCA: bagian perut tak terumbar saat para gadis cheerleader berdiri dengan tangan terentang.
Aturan baru menunjukkan sebuah kebijakan yang bakal diperkenalkan pada sekolah-sekolah di seantero Amerika Serikat. Di antaranya DPR Texas baru-baru ini sepakat melarang “lahirnya sugesti seksualitas” yang rutin dari pemandu-pemandu sorak sekolah yang diilhami oleh cara baru aksi para gadis cheerleader Dallas Cowboys.
Kontroversi pelarangan kostum ini muncul seiring dengan meningkatnya jumlah cheerleader. Saat ini di Inggris terdapat 286 kelompok dengan anggota 11 ribu gadis. Di Amerika kejuaraan pemandu sorak nasional rutin muncul di televisi dan terdapat lebih dari 100 kursus pemandu sorak yang menyediakan beasiswa.

tips for toe touch!

a)   Jaga kepala dan punggung lurus.
b)   Jangan meraih kaki Anda, cobalah untuk membawa kaki anda sampai ke tangan Anda
c)   jangan benar-benar menyentuh kaki anda, raih sebisa mungkin pada lengkungan kaki anda
d)   kaki berbentuk point 
e)   bawa sekuat tenaga kaki yang anda raih sebagaimana pada waktu toe touch
f)    belajara untuk menlenturkan, dan membawa otot perut agara terbawa keatas
g)   sebelum itu lakukan pemanasan dan pelenturan agar tidak cedera
h)   berlatih terus
Sejarah Cheerleading

Tak kenal maka tak sayang.. Peribahasa ini sudah tentu berlaku untuk semua kegiatan yang kita lakukan, termasuk juga Cheerleader. Jadi rasanya ga lengkap kalo kita rajin latihan Cheerleader, ikut setiap kompetisi, tapi ga pernah tau sejarah Cheerleader. Cheerleader yang pertama muncul di University of Minnesota pada tahun 1898. Ide untuk membentuk Cheerleader ini muncul gara-gara pada saat itu tim footbal kampus mereka mengalami musim yang sangat mengecewakan, hampir selalu kalah dari tim-tim footbal kampus lain. Semua mahasiswa University of Minnesota setuju bahwa suatu langkah harus segera diambil agar tim mereka mampu bertanding lebih baik.
Beberapa saat sebelum pertandingan melawan Madison Wisconsin, mereka pun berkumpul untuk membicarakan tentang hal ini. Di pertemuan itu, salah seorang profesor Universitas menyatakan hasil risetnya yang menjadi inspirasi bagi para mahsiswa, yakni suatu “rangsangan” dari luar secara bersama-sama dari beberapa ratus mahasiswa akan memberikan energi positif bagi tim dan akan membantu tim untuk menang. Bermodalkan hasil riset ini, mereka pun berangkat ke stadion untuk memberi semangat bagi tim footbal mereka.
Namun ternyata hasilnya tidak memuaskan. Tim footbal Minnesota tetap mengalami kekalahan telak 28-0, kendati ratusan mahasiswa telah bersorak sorai dari bangku penonton. Hasil riset sang profesor ternyata tidak berlaku seperti yang mereka harapkan. Namun mereka tidak menyerah dan kembali memikirkan bahwa sesuatu harus dilakukan untuk menghentikan penampilan tim mereka yang buruk. Lalu muncullah JACK CAMPBELL, mahasiswa tingkat satu dari fakultas kedokteran, yang menjadi orang pertama yang menjadi Cheerleader. Dia berpendapat bahwa seseorang harus menjadi pemimpin untuk mengatur dan mengkoordinasikan para suporter. Ia juga berpendapat bahwa harus ada suatu yang beda dari yang lain. Maka di pertandingan berikutnya, Jack Campbell menyorakkan Cheer untuk pertama kalinya, yang menjadi sangat populer sampai sekarang :

“Rah Rah rah!
Ski-u-Mah Hoo-Rah
Ho-Rah!
Varsity! Varsity!
Min-e-so-tah!
Sayang sekali tidak diceritakan bagaimana penampilan tim footbal University of Minnesota semenjak saat itu. Namun yang jelas, University Of Minnesota kembali membuat tonggak sejarah dalam sejarah Cheerleader dunia, yakni pada sekitar tahun 1920, dengan memasukkan unsur sport dalam tim Cheerleader, yakni dengan berbagai gymnastic dan tumbling routines. Hal inilah yang membuat Cheerleader sampai sekarang dikenal dengan kemampuan atletis mereka, bukan hanya sekedar sorak sorai saja. Pada tahun 1930an, showmanship makin berkembang dalam penampilan tim Cheerleader, dan membuatnya menjadi semakin menarik untuk ditonton. Penggunaan megaphone dimulai sekitar tahun 1940an, dan pom-pon sekitar tahun 1950an, dipelopori oleh Lawrence Herkimer. Lawrence Herkimer ternyata tidak saja mempelopori penggunaan pom-pon dalam Cheerleader, namun juga membentuk National Cheerleading Association di Southern Methodist University, setelah ia mengadakan klinik Cheerleader untuk pertama kalinya pada tahun 1946 dan 1947. Lawrence juga menjadi pelatih dalam Cheerleading Camp yang pertama yang pernah diaadakan, yakni di Sam Houston College. Pada tahun pertama, 52 wanita ikut serta dalam Cheerleading Camp tersebut, dan pada tahun berikutnya, peserta membludak menjadi 350 peserta. Lawrence tidak pernah tau, bahwa saat ini, setidaknya 20.000 anggota Cheerleader ikut serta dalam Cheerleading Camp yang diselenggarakan setiap musim panas tiap tahunnya. Nama Lawrence Herkimer kemudian diabadikan menjadi nama salah satu jumps dalam Cheerleader, yakni “Herkie”.
Demikianlah sejarah singkat Cheerleader. Cheerleader, percaya atau tidak, pada awal munculnya didominasi oleh pria, bahkan wanita dilarang untuk ikut dalam tim Cheerleader. Keadaan ini mulai berubah sejak banyak remaja pria diikutsertakan dalam wajib militer di Perang Dunia ke II, sehingga memberi kesempatan untuk remaja wanita untuk ikut serta dalam tim Cheerleader. Sejak saat itu sampai sekarang, lebih dari 90% anggota tim Cheerleader adalah wanita.
Sumber :
Coburn, Pam. Cheer Magazine. Vol. 1, issue 2, 1993: pp. 9.
Kuch, K.D. The Cheerleaders Almanac. New York:Random House, 1996: pp. 8-9.
Davis, Julie. American Cheerleader. Vol. 3, issue 1, 1997: pp. 46, 48, 63.
Fecteau, Christine. Cheer Magazine. Vol. 1, issue 1, 1993: pp. 18-19, 22-23.
Froiland, Paul. Cheer Magazine. Vol. 1, issue 1, 1993: pp. 13, 30-31, 39.
Lovvorn, Brad. Cheer Magazine. Vol. 1, issue 1, 1993: pp. 25-27.
Villarreal, Cindy. The Cheerleader’s Guide to Life. New York: HarperCollins, 1994: pp. 17-19.
Webb, Jeff. American Cheerleader. Vol. 3, issue 2, 1997: pp. 65, 97.

how to do a scorpion?

http://video.about.com/cheerleading/How-to-Do-a-Scorpion.htm
  see this! show your perform! :D
 Cheerleaders squad  :D

     Starting a Cheerleading squad takes a lot of hard work, but the rewards you can reap from being a part of a well organized team will make the effort well worth it.
In Cheerleading, your teammates will become like a second family to you and the memories you make will last you a lifetime. Squad members share the excitement of victories and the disappointment of defeats. They sweat together, laugh together, plan together and perhaps even cry together. As a squad develops, they find themselves thinking and reacting as one. There is nothing to compare to the bond between members of a Cheerleading squad. That's not to say that there won't be conflicts, but if the squad is built on a strong foundation (much like a stunt), overcoming difficulties will just make the team stronger. So, where do you begin?